toh jatuh sekarang atau nanti akan sama hancurnya
jujur saja kalimatmu membuatku takut berharap
walaupun sebenarnya sudah benar-benar hancur
kuhitung jarak kuhitung waktu
harapan ini meninggi untuk bersamamu
jujur saja aku hitung--hitungan tentang itu
aku belum terlalu giila tapi aku ingin gila
tapi apakah aku harus gila dulu untuk menemuimu?
gila yang bebas akan ketakutan tentang sempitnya waktu.
otak warasku masih berteriak untuk sekarang ini menunggu adalah cara terbaik untuk mencintaimu.
entahlah.
maka dengan segala kegamangan aku masih inginkan lima menit itu agar kau turun tangan untuk merapikan segala hal yang berantakan.
jikapun enggan baiklah biar aku sendiri menyepi mengumpulkan pecahan pecahan cinta ini.
mungkin butuh waktu agak lama karena serpihanya tuh kecil-kecil tak beraturan
lalu aku akan menyerahkannya dalam keadaan utuh walau mungkin tak sempurna di pendopo perjumpaan pada suatu ketika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar