menurutku puisi punya ritme sendiri punya alunan sendiri
punya musik tersendiri
dan jika ditambahin musik lagi kebanyakan irama
dalam seni memang harus pas itu menurutku
tapi jika sudah dibikin lagu ya sah sah saja
toh setiap orang punya selera berbeda
dan aku dengan selera baca puisi dalam hening
resapi permainan katanya
temukan ketukan di dalamnya
dan nikmati melodi di setiap hurufnya
bahkan sangking nikmatnya melodi puisi aku bisa tak peduli pada arti puisi itu sendiri
dan kata joko pinurbo
"seringkali aku bikin puisi, setelah jadi aku bingung apa artinya. yasudah aku serahkan makna pada pembaca.hehehe".
mbah jiwo lebih pekok lagi
"aku ga ngerti sama sajakku sendiri, tapi suatu saat aku akan buka kembali lalu ketawa ketiwi"
hahaha
owalah...
dan puisi punya banyak intepretasi jika dilihat dari satu sudut sudah jelas ya selesai, harus banyak sudut pandang.bahkan saat baca berkali kali bisa menemukan makna yang berbeda di setiap saatnya. mungkin saat baca malam kamu mengertikan ini, saat sedih kamu mengartikan itu dan saat hening kamu mengartikan anu.
puisi juga bukan taman bunga yang harus panjang kaya broadcast lebaran ini kata mbah tedjo harus orang cerdas yang bisa bermain kata paling singkat tapi maknanya dalam dan luas, seperti puisi sitor situmorang yang berjudul:
malam lebaran
rembulan di atas kuburan
atau puisi sutardji calzoum bachri:
"Mari pecahkan jam dinding ambil jarumnya jadikan luka"
indah dan bikin berimajinasi. asu tenan cerdasnya ya hahaha
sekilas tauku ttg puisi, dan itu menurutkuu jadi terserah aku dong.. jika ada yang kurang berkenan pesanku: silakan sarapan.heuheuheu
oiya untuk perempuan itu, aku doakan sejahtera selalu yaa.. Tuhan memberkati aamiin
maaf aku menyapamu dibagian paling akhir, karena aku mau kamu yang terakhir.kekasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar