ternyata tak segampang itu melupakanmu
di setiap pelarianku hanya jalan menujumu, Kekasih
aku berlari kesana- kemari
aku diam aku duduk aku menunduk
lagi-lagi kamu yang kutemu
saat kerja aku melihatmu di laptopku
saat tidur aku melihatmu dimimpiku
saat terbuka mataku aku melihatmu di kelopak mataku
tetapi di setiap bercermin aku tak melihat wajahmu diwajahku
entah kenapa kerumitan ini bisa terjadi
aku mengusirmu, dan jujur saja untuk memintamu kembali aku malu dan pasti kau pun tak mau
setelah menulis itu aku seperti berbicara sendiri di sebuah ruangan kosong
aku pun ragu kamu membaca ini
dan memang ketulusan tak pernah mengharap balasan
begitu rumit cinta ini
aku berdoa agar engkau bahagia disana
tapi jujur saja aku juga ingin bahagia denganmu
aku inginkan kamu tapi takut tak mampu membahagiakanmu
entah kenapa ketakutan ini bisa kembali ke kepalaku
ketakutan inilah yang membisikanku untuk mengusirmu
aku ingin membalas dendam pada ketakutanku yang membuatku semakin jauh darimu
tapi aku kembali takut mengecewakanmu
aku merasa benar-benar kalah pada ketakutanku sendiri
dan saat aku memberanikan diri untuk melawan ketakutanku
fikiranku kembali dikacaukan dengan pertanyaan
apa kamu mau kembali lagi?
kini keraguan yang menghadangku
setelah kembali apakah kita benar-benar bisa serasi dan tak ada yang tersakiti?
ya itupun jika mau kembali
apalagi aku pernah membuat luka yang pasti belum mengering bekasnya
ketakutan dan keraguan seperti dua tembok beton yang menghadangku
belum masalah jarak
belum masalah waktu
belum masalah suku
belum masalah saku
hadeeh tapi pemikiran ala gudel itu tak membuatku berkembang kayanya, hahahaha
bajingan-bajingan aku malah guyon terus hahaha
sudah cukuplah guyonnya, semua masalah bakal teratasi!
nduk aku masih sayang sama njenengan hayuk balikan!